Kabar perginya Toyota dari Negara Kanguru Australia tersebut sudah beredar dari tahun lalu (2014), Toyota Motor Corps pergi dari Australia ini mengikuti langkah Ford dan General Motors yang sudah terlebih dahulu memutuskan untuk hengkang dari Australia. Seperti kita ketahui bahwa Ford sudah menghentikan produksinya bulan Oktober 2014 lalu sedangkan General Motors (GM) akan bersiap pergi pula tahun 2017, Nah rupanya Toyota juga akan menyusuh tahun 2017 mendatang :-)
Kebutuhan mobil akan Diimpor Utuh
Nantinya Australia akan menjadi negara tanpa produsen mobil, hal ini seperti kembali ke tahun 1925 ketika belum ada 1 produsen mobilpun di negri ini lalu Ford membangun pabriknya yang kemudian tumbuh industri penyokong otomotif seperti industri komponen mobil.
Tahun 2017 mendatang Australia akan sepenuhnya mendatangkan mobil utnuk kebutuhan dalam negrinya dengan cara mengimpor dalam bentuk utuh CBU, tentunya ini kesempatan bagi Indonesia yang mana industri otomotif tanah air sedang gencar-gencarnya berproduksi bahkan sampai ekspor ke beberapa negara tetangga.
Cost Produksi Di Australia terlalu Mahal
ini adalah salah satu aasan terbesar mengapa semua produsen otomotif akan hengkang dari australia, rata-rata pekerja di Australia berganji sampai 5 ribu dollar (setara dengan 70 Juta Rupiah dalam sebulan), nah bisa bayangkan berapa harga yang harus dibayarkan perusahaan pada pekerja untuk semua karyawan?
Hal ini akan berbeda jika mobil di datangkan dari Indonesia/ negara lain yang gaji karyawannya terbilang kecil (tenaga kerja murah), ambil contoh Indonesia dimana karyawan hanya digaji sekitar 3-4 juta atau 200-300 dollar saja (beda jauh bukan).
Tenaga kerja yang murah ini juga akan menurunkan biaya produksi mobil sehingga harga jualnya juga bisa dikurangi dan bisa bersaing di pasar (terutama persaingan harga dengan produsen lain). Dari perhitungan GM, Ford, Holden maupun Toyota merakit mobil di Australia jauh lebih mahal jika dibandingkan mendatangkannya dari luar (impor). Sehingga keputusan hengkang adalah pilihan yang sangat logis untuk mendapatkan posisi bisnis yang lebih menguntungkan.
Pengangguran di Australia
Hengkangnya semua produsen otomotif negri kanguru tahun 2017 nanti juga meninggalkan permasalahan yang cukup besar bagi pemerintah negara tersebut, setidaknya ada 5000 karyawan lebih yang bakal terancam PHK (karyawan dari perakitan Toyota dan perakitan GM), ancaman pengangguran yang lebih besar adalah bahwa ternyata fasilitas produksi Toyota-Ford-GM tersebut dipasok oleh industri komponen pendukung dengan jumlah pekerja lebih dari 50 ribu orang. Hal ini artinya akan ada ancaman pengangguran yang bertambah secara mendadak sebanyak 50 ribu orang. Nah bagi penduduk Indonesia yang tinggal di Australia/ bekerja disana harus hati-hati nih karena persaingan tenaga kerja bakal lebih ketat akibat insiden ini.
Kebutuhan mobil akan Diimpor Utuh
Nantinya Australia akan menjadi negara tanpa produsen mobil, hal ini seperti kembali ke tahun 1925 ketika belum ada 1 produsen mobilpun di negri ini lalu Ford membangun pabriknya yang kemudian tumbuh industri penyokong otomotif seperti industri komponen mobil.
Tahun 2017 mendatang Australia akan sepenuhnya mendatangkan mobil utnuk kebutuhan dalam negrinya dengan cara mengimpor dalam bentuk utuh CBU, tentunya ini kesempatan bagi Indonesia yang mana industri otomotif tanah air sedang gencar-gencarnya berproduksi bahkan sampai ekspor ke beberapa negara tetangga.
Cost Produksi Di Australia terlalu Mahal
ini adalah salah satu aasan terbesar mengapa semua produsen otomotif akan hengkang dari australia, rata-rata pekerja di Australia berganji sampai 5 ribu dollar (setara dengan 70 Juta Rupiah dalam sebulan), nah bisa bayangkan berapa harga yang harus dibayarkan perusahaan pada pekerja untuk semua karyawan?
Hal ini akan berbeda jika mobil di datangkan dari Indonesia/ negara lain yang gaji karyawannya terbilang kecil (tenaga kerja murah), ambil contoh Indonesia dimana karyawan hanya digaji sekitar 3-4 juta atau 200-300 dollar saja (beda jauh bukan).
Tenaga kerja yang murah ini juga akan menurunkan biaya produksi mobil sehingga harga jualnya juga bisa dikurangi dan bisa bersaing di pasar (terutama persaingan harga dengan produsen lain). Dari perhitungan GM, Ford, Holden maupun Toyota merakit mobil di Australia jauh lebih mahal jika dibandingkan mendatangkannya dari luar (impor). Sehingga keputusan hengkang adalah pilihan yang sangat logis untuk mendapatkan posisi bisnis yang lebih menguntungkan.
Pengangguran di Australia
Hengkangnya semua produsen otomotif negri kanguru tahun 2017 nanti juga meninggalkan permasalahan yang cukup besar bagi pemerintah negara tersebut, setidaknya ada 5000 karyawan lebih yang bakal terancam PHK (karyawan dari perakitan Toyota dan perakitan GM), ancaman pengangguran yang lebih besar adalah bahwa ternyata fasilitas produksi Toyota-Ford-GM tersebut dipasok oleh industri komponen pendukung dengan jumlah pekerja lebih dari 50 ribu orang. Hal ini artinya akan ada ancaman pengangguran yang bertambah secara mendadak sebanyak 50 ribu orang. Nah bagi penduduk Indonesia yang tinggal di Australia/ bekerja disana harus hati-hati nih karena persaingan tenaga kerja bakal lebih ketat akibat insiden ini.
0 Response to "Toyota akan Tinggalkan Australia Tahun 2017"