Pertanyaan ini cukup menggelitik pecinta otomotif, jika rupiah menguat terhadap dollar bagaimana harga mobil di Indonesia? paling tidak hal ini sempat dijawab oleh General Manager Marketing Nissan Motor Indonesia, Budi Nur Mukmin. Bahwa meskipun nilai rupiah menguat terhadap dollar maka sangat kecil kemungkinan harga mobil yang telah naik turun kembali, andaikata rupiah jadi 12 ribu/ dollar Budi Nur Mukmin mengungkapkan meskipun harga mobil tidak turun akan tetapi produsen otomotif akan lebih suka mengadakan diskon khusus.
Saat artikel ini ditulis nilai tukar rupiah memang menguat terhadap Dollar AS sampai level 13.200 yang sebelumnya mencapai 14.500/ 1 dollar AS, akan tetapi tidak ada satu produsen pun yang menurunkan harga mobilnya...bahkan yang terjadi produsen tetap menaikkan harga mobilnya akibat inflasi yang cukup tinggi.
Beberapa mobil yang harganya sudah naik sangat banyak, hampir semua mobil mengalami kenaikan harga selama 2 bulan terakhir dengan kisaran 5 juta sampai 15 juta tergantung harga mobil dan dimana mobil diproduksi, bahkan mobil-mobil LCGC pun juga mengalami kenaikan sekitar 5 juta rupiah.
Belum lagi terbitnya aturan baru tentang pajak bea masuk untuk barang mewah yang meningkat dari 75% menjadi 125% yang pastinya akan menaikkan harga mobil keluaran Eropa/ Amerika yang diimpor utuh.
Kenaikan harga mobil di Indonesia memang tidak hanya mengacu pada nilai tukar rupiah saja akan tetapi lebih banyak ke nilai inflasi yang terjadi, strategi perusahaan ataupun keluarnya varian baru yang lebih tinggi. Sedangkan penurunan harga jarang terjadi, yang selama ini memicu turunnya harga mobil lebih disebabkan oleh penurunan spesifikasi mobil (down grade) misalnya rem ABS dihilangkan/ fitur SRS Airbags dihilangkan dan lain sebagainya akan tetapi bukan karena nilai tukar, kalau naik iya katanya.
Penurunan harga mobil juga bisa dipicu oleh produksi lokal misalnya dari mobil yang awalnya diimpor secara utuh kemudian karena fasilitas produksi di Indonesia sudah jadi maka mobil tidak diimpor utuh, hal ini juga bisa memicu turnnya harga mobil.
Saat artikel ini ditulis nilai tukar rupiah memang menguat terhadap Dollar AS sampai level 13.200 yang sebelumnya mencapai 14.500/ 1 dollar AS, akan tetapi tidak ada satu produsen pun yang menurunkan harga mobilnya...bahkan yang terjadi produsen tetap menaikkan harga mobilnya akibat inflasi yang cukup tinggi.
Beberapa mobil yang harganya sudah naik sangat banyak, hampir semua mobil mengalami kenaikan harga selama 2 bulan terakhir dengan kisaran 5 juta sampai 15 juta tergantung harga mobil dan dimana mobil diproduksi, bahkan mobil-mobil LCGC pun juga mengalami kenaikan sekitar 5 juta rupiah.
Belum lagi terbitnya aturan baru tentang pajak bea masuk untuk barang mewah yang meningkat dari 75% menjadi 125% yang pastinya akan menaikkan harga mobil keluaran Eropa/ Amerika yang diimpor utuh.
Kenaikan harga mobil di Indonesia memang tidak hanya mengacu pada nilai tukar rupiah saja akan tetapi lebih banyak ke nilai inflasi yang terjadi, strategi perusahaan ataupun keluarnya varian baru yang lebih tinggi. Sedangkan penurunan harga jarang terjadi, yang selama ini memicu turunnya harga mobil lebih disebabkan oleh penurunan spesifikasi mobil (down grade) misalnya rem ABS dihilangkan/ fitur SRS Airbags dihilangkan dan lain sebagainya akan tetapi bukan karena nilai tukar, kalau naik iya katanya.
Penurunan harga mobil juga bisa dipicu oleh produksi lokal misalnya dari mobil yang awalnya diimpor secara utuh kemudian karena fasilitas produksi di Indonesia sudah jadi maka mobil tidak diimpor utuh, hal ini juga bisa memicu turnnya harga mobil.
0 Response to "Akankah Harga Mobil Turun saat Rupiah Menguat?"